Kata
Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi
yakni Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta ridhonya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas mandiri Penulis menyusun tugas ini semata-mata untuk
memperluas pengetahuannya dan melaksanakan tugas sebagai Mahasiswa yang baik.
Dalam hal ini penulis masih dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran beserta kritik membangun agar bisa menjadi
lebih baik dalam menyusun tugas.
Bandung, 28 November2014
Penulis,
Pengertian
Ibadah Kuban
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata kurban berarti
mempersembahkan kepada Tuhan (seperti biri-biri, sapi, unta, yang disembelih
pada hari raya Lebaran Haji. Kata kurban dalam kamus bahasa Indonesia adalah
terjemahan dari bahasa Arab. Dalam penelusuran penulis ditemukan tiga buah kata
yang mempunyai pengertian kurban, yaitu: an-nahr, qurban, dan udhiyah. Kata
an-nahr yang berarti kurban hanya sekali terdapat dalam al-qur’an dalam surat
al-kautsar dengan menggunakan bentuk amr yaitu Inhar. Terampil dari kata nahr
yang dari segi bahasa b erarti dada; sekitar tempat untuk meletakkan kalung.
Jika dikatakan nahrtuhu maka maknanya saya mengenai dada dalam arti
menyembelihnya. Firman Allah dalam surat al-kautsar/108 : 1-2 berikut :Sesungguhnya
kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhan-Mu ; dan berkorbanlah.
Bentuk yang kedua adalah kata kurban, berasal dari kata qaraba yang
berarti dekat, sesuai dengan dengan tujuan ibadah kurban yaitu untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kata kurban yang untuk digunakan pengertian
pelaksanaan ibadah kurban dapat ditemukan dalam dua Firman Allah berikut :
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut
yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain
(Qabil). Ia berkata (Qabil) : “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil : “Sesungguhnya
Allah hanya menerima (Qorban) dari orang-orang yang bertaqwa “. QS.
Al-Maidah/5 : 27 (yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan : “Sesungguhnya
Allah telah memrintahkan kepada kami jangan beriman kepada seorang rasul,
sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api”. Katakanlah :
“Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang Rasul sebelumku
membawa keterangan-keteranagan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka
mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar”. QS.
Ali Imron/3 : 183.
Bentuk yang ketiga adalah
kata uhdiyah. Uhdiyah untuk pengertian ibadah kurban dapat ditemukan dalam
beberapa bentuk yaitu uhdiyah, ihdiyah (dengan bentuk jamaknya udhahi,
dhahiyah). Adhah (dengan bentuk jamaknya dhahaya), dan adha. Kurban secara
etimolagi yaitu hewan yang dikurbankan atau hewan yang disembelih pada hari raya Idul Adha. Dalam hal ini
penamaan sesuatu (Idul Adha) dengan nama waktunya yaitu dhuha (matahari naik
sepenggalahan. Karena pada waktu itulah
biasanya ibadah kurban
dilaksanakan.
Setelah mengetahui definisi atau pengertian kurban diatas. Menjelang
Idul Adha 1435 ini, saya akan bercerita tentang IBADAH KURBAN.
IBADAH KURBAN
Hari Raya Idul Adha merupakan Hari Besar Islam yang di
tunggu-tunggu oleh seluruh umat islam di dunia. Pada saat itu, seluruh umat
islam akan merasakan kebahagiaan dengan datangnya hari raya Idul Adha. Bukan
hanya orang-orang yang kaya saja, melainkan semua golongan. Mengapa demikian ?
Karena, pada hari itu banyak diadakan pelaksanaan kurban hampir di seluruh
daerah mulai dari perkotaan sampai pedesaan, terutama di mesjid-mesjid. Begitu
juga dengan masyarakat yang berbondong-bondong menunggu daging kurban tersebut.
Setiap hari raya Idul adha, di kampung saya selalu mengadakan
kurban. Dan pelaksanaan kurbannya, di mesjid yang bersampingan dengan rumah
saya, dan saya juga menjadi salah satu panitia setiap tahunnya. Berbagai hewan yang
berkaki empat di sembelih di mesjid itu, mulai dari sapi, kerbau, domba, dan
kambing.Biasanya hewan yang akan disembelih mencapai dua puluh ekor dari
keseluruhannya. Dilokasi itu puluhan bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda dan anak-anak
terlihat sumringah menanti hewan yang akan disembelihnya.
Sebelum Proses penyembelihan dilaksanakan, ketua panitia pelaksana kurban,
cek in semua panitia yang sudah di tugaskan. Baik yang ditugaskan dibidang
penyembelihan, penyisitan kulit, pemotongan daging, pembungkusan danging dan
yang menimbang daging yang telah dipotong dan siap dibagikan kepada masyarakat
setempat. Setelah ketua panitia pelaksana kurban cek in. Semua panitia sudah siap dibidang-bidang
yang telah ditentukan ketua panitia pelaksana kurban.
Bertepatan pada pukul 09:20 WIB, Proses penyembelihanpun langsung dilaksanakan. Para panitia mengambil
satu-persatu hewan yang akan dikurbankan setelah itu hewan yang sudah di
sembelih kemudian dibawa ketempat penyisitan kulit, sekaligus tempat pemotongan
daging. Petugas sibuk dengan pekerjaannya masing-masing mulai dari pemotong
sampai dengan yang lainnya
Dengan penuh semangat, melihat para petugas membawa hewan yang sudah di sembelih, layaknya
kisah pemburu dan hewan buruannya. Setelah semua hewan selesai di sembelih
petugas penyisit hewan bersiap-siap melaksanakan pekerjaannya dan semua para
kru petugas yang lainnya ikut serta membantu memotong daging kurban mulai dari
daging kambing hingga daging sapi dan lain-lain, panitia segera memotong dan
membungkus daging tersebut. Setiap daging yang sudah di potong lalu di bungkus
dan ditimbang, cara penimbangannya daging yang sudah dipotong lalu di masukan
kedalam kantong plastik, agar samarata ukurannya. Setiap bungkusnya terdiri
dari 2kg untuk satu kepala keluarga, dalam proses pembagiannya tidak dilakukan
secara mendadak, melainkan panitia telah membagikan kupon sekitar dua hari
sebelum kurban dilaksanakan. Dan proses pembungkusan disesuaikan dengan kupon
yang diberikan kepada masyakarakat, utuk menghindari kekurangan panitia
melebihkan dalam pembunkusan daging
kurbannya.
Dengan di adakannya kupon yang telah diberikan panitia kepada masyarakat
pungsinya yaitu, memberikan kupon kepada panitia untuk mengambil daging kurban
supaya dalam proses pengambilan daging kurban tidak berdesakan dan tidak
memadaratkan seperti kejadian yang sering terjadi membuat masyarakat gelisah
bahkan sering terjadi kecelakaan akibat berdesakan, maka panitia kurban membuat
barisan antrian agar semuanya bisa kebagian rata dan tidak terjadi kerusuhan
yang mengakibatkan korban jiwa.
Sekitar kurang lebih dari 400 keapla keluarga mengantri untuk
mengambil daging kurban, lokasi antrian tersebut dibagi kedalam dua bagian yang
satu sebelah timur dan yang satunya lagi sebelah barat untuk mengantisifasi hal
yang tidak diinginkan ketika berjalannya antrian. Masyarakat yang sudah
mendapatkan daging kurban satu persatu
meninggalkan lokasi,kurang lebih berjalan selama setengah hari mengantri
Alhamdulillah selesai juga pelaksanaan pembagian daging kurban tersebut.
Hemmmmm...
Rasa capek, lelah, letih itu semua tertutupi dengan penuh
kegembiraan dan kebahagiaan karena terlaksanakannya program kurban sesuai
dengan yang diharapkan baik dari pihak panitia maupun masyarakat yang ikut
berantisifasi dan antusias dalam pelaksanaan kegiatan kurban. Hilangnya malam
datanglah siang ada pertemuan ada perpisahan beitu pula dengan Hari Raya Idul
Adha ini setelah melaksanakan ibadah ritual yaitu shalat berjama’ah hiangga
kegiata kurban pada akhirnya selesai.Begitulah singkat cerita mengenai kurban
yang dilaksanakan di kampung saya. Dan saya hanya berharap agar semua bisa
melaksanakan kurban karena kurban itu adalah bekal untuk kita diakhirat kelak
yang akan dijadikan sebuah kendaraan untuk kita, dari sebuah riwayat yang
ditukil dari kitab Durratun Nasihin yang dikarang oleh Utsman bin Ahmad
Assyakir Al-Haubawi dari ulama pada
kurun/ Tahun ke 30 H.
Demikian cerita yang saya buat.
Dalam hal ini penulis masih dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran beserta kritik membangun agar bisa menjadi
lebih baik dalam menyusun tugas.
KESIMPULAN
Kurban itu wajib bagi orang-orang islam yang menjadi penduduk tetap
lagi kaya. Dia sudah memiliki nishabnya, atau batas ukurannya, yaitu dua ratus
dirham atau harganya, yang merupakan kelebihan daripada kebutuhannya yang
pokok. Sebagaimana Nabi Saw bersabda yang artinya : “Sebaik-baik umatku
ialah yang mau berkurban, dan sejelek-jeleknya umatku ialah mereka yang tidak
mau berkurban”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar